PERBEDAAN MASYARAKAT INDUSTRI DAN NON INDUSTRI SERTA HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU KELUARGA MASYARAKAT
Perbedaan
Masyarakat Industri dan Non Industri
A.
Masyarakat
non industri. Secara garis besar, kelompok ini dapat
digolongkan menjadi gua golongan yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder.
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggotanya terjadi lebih intensif, lebih
erat, lebi akrab. Kelompok ini disebut juga kelompok face to face group.Sifag interaksi bercirak kekeluargaan dan
lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok
ini dititik berakan pada kesadaran, tanggungjawab para anggotadan berlangsung
atas dasar rasa simpati dan secara sukarela. Dalam kelompok sekunder terpaut
saling hubungan tidak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh
krn itu sifat interaksi, pembagian kerja, diatur atas dasar
pertimbangan-pertimbagnan rasional obyektif. Para anggota menerima pembagian
kerja atas dasar kemampuan / keahlian tertentu, disamping dituntut target dan
tujuan tertentu yang telah ditentukan.
B.Masyarakat Industri
Durkheim mempergunakan variasi pembangian kerja sebagai dasar untuk
mengklasifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya. Akan tetapi
is lebih cenderung mempergunakan dua taraf klasifikasi, yaitu yang sederhana
dan yang kompleks. Masyarakat-masyarakat yang berada di tengah kedua eksterm
tadi diabaikannya (Soerjono Soekanto, 1982 : 190).
Jika
pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat
semakintinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan
antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah men2enal pengkhususan.Otonomi
sejenis, juga menjadi ciri daribagian/ kelompok-kelompok masyarakat industri.
Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki
seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Contoh-contoh
: tukang roti, tukang sepatu,tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik
dan ahli dinamo, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya
spesialisasi fungsional, makin berkurang pula ide-ide kolektif untuk
diekspresikan dan dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin kompleks
pembagian kerja, semakin banyak timbul kepribadian individu. Sudah barang tentu
masyarakat sebagai keseluruhan memerlukan derajat integrasi yang serasi. Akan
tetapi hanya akan sampai pada batas tertentu, sesuai dengan bertambahnya
individualisme.
Masyarakat
Industri Yang Produktif
Posting
ini berdasarkan dari koran Tribun Jabar, sabtu 18 oktober 2008 dengan judul
“Perlunya Kolaborasi Universitas-Industri“. Ketahanan perekonomian negara kita
sangat rapuh karena tidak banyak produk buatan negeri ini yang dapat diekspor
ke luar negeri dan menjadi sumber devisa negara kita. Kita belum mampu mengolah
sumber daya alam yang ada di negeri ini secara maksimal menjadi produk yang
dapat diekspor. Lemahnya industri pengolahan produk pertanian atau pascapanen
kita menyebabkan produk-produk pertanian kita tidak mampu menembus pasaran
dunia. Kita perlu belajar banyak dalam membudidayakan, mengolah, mengemas,
mengalengkan, dan memasarkan produk-produk hasil pertanian ke luar negeri.
Tumbuhnya budaya industri hasil pertanian juga perlu didukung oleh hasil-hasil
penelitian dan pengembangan bidang pertanian sehingga dapat memiliki nilai
tambah secara bernilai tinggi.
Membangun
industri yang berbasiskan pengetahuan (knowledge based) dengan inovasi
membutuhkan kerjasama. Selain itu, jenis industri yang dikembangkan pun
seharusnya mempertimbangkan keunggulan komparatif negara kita dan yang mampu
menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang banyak. Dari sini diharapkan bahwa
dengan adanya kerja sama dan keahlian profesi dapat memberikan peningkatan
knowledge based economy masyarakat dan negara melalui kerja sama yang saling
menguntungkan dengan pihak industri dan dampaknya juga diharapkan dapat
dirasakan oleh masyarakat melalui industri skala kecil dan menengah.
Dalam
meningkatkan industri yang ada di negara kita ini maka kita perlu mengetahui
faktor yang mempengaruhi hasil kerja dan kepuasan kerja serta cara/prosedur
agar hasil kerja dan kepuasan kerja maksimum. Melakukan penyelidikan-penyelidikan
yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan personnel management sangatlah
penting. Kenapa demikian? Karena dengan penyelidikan tersebut, kita dapat lebih
mudah untuk melakukan suatu pekerjaan dalam hal kerja sama. Kerja sama
merupakan hal penting dalam meningkatkan produktifitas.
Setiap
orang memiliki kognitif dan konaktif yang berbeda namun hal tersebut dapat
ditingkatkan dan dikembangkan lagi dengan meningkatkan keahlian dan
kreatifitasnya. Keahlian dan kreatifitas tersebut melingkupi banyak hal seperti
intelegensi, bakat, minat, kepribadian, motivasi, dan edukasi. Pada pekerjaan
tertentu sifat-sifat kepribadian seseorang sangat berhubungan dengan kesuksesan
dalam bekerja. Pengukuran kepribadian dalam bimbingan jabatan karyawan juga
berguna bagi maksud-maksud tertentu.
Untuk
mendukung industri yang lebih produktif lagi, kita juga dapat melakukan
pendekatan dengan cara merubah stimulus di negara kita ini. Dengan stimulus
yang tepat dan benar maka akan dapat mendukung proses kerja dari tenaga kerja tersebut.
Dan masyarakat juga akan lebih banyak termotivasi untuk bekerja. Motivasi kerja
merupakan pendorong semangat kerja. Kuat dan lemahnya motivasi kerja seoarang
tenaga kerja ikut menentukan besar kecilnya prestasi kerjanya. Untuk mendukung
pekerjaan juga sebaiknya diperlukan adanya kebutuhan untuk mencapai sukses,
berhubungan erat dengan pekerjaan, dan mengarahkan tingkah laku pada usaha
untuk mencapai prestasi tertentu. Oleh sebab itu masyarakat industri yang
produktif perlu mendapatkan pendidikan atau keterampilan yang lebih dan memadai
dalam hal stimulus dan masalah teknis serta struktural sehingga negara kita
dapat menghasilkan begitu banyak produk untuk diekspor.
Hubungan Antara Individu Keluarga
dan Masyarakat
Individu
Individu
merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu
berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah
lagi menjadi bagian yang lebih kecil.
Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih
dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain
dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
kebudayaan.
KONSEP INDIVIDU DAN KONSEP KELUARGA
Individu sebagai manusia perseorangan pada dasarnya dibentuk oleh tiga aspek
yaitu aspek organis jasmaniah, psikis rohaniah, dan sosial. Dalam
perkembangannya menjadi ‘manusia’, sebagaimana diistilahkan oleh Dick Hartoko,
individu tersebut menjalani sejumlah bentuk sosialisasi. Sosialisasi inilah
yang membantu individu mengembangkan ketiga aspeknya tersebut.
Salah satu bentuk sosialisasi adalah pola pengasuhan anak di dalam keluarga,
mengingat salah satu fungsi keluarga adalah sebagai media transmisi atas nilai,
norma dan simbol yang dianut masyarakat kepada anggotanya yang baru. Di
masyarakat terdapat berbagai bentuk keluarga di mana dalam proses
pengorganisasiannya mempunyai latar belakang maksud dan tujuannya sendiri.
Pranata keluarga ini bukanlah merupakan fenomena yang tetap melainkan sebuah
fenomena yang berubah, karena di dalam pranata keluarga ini terjadi sejumlah
krisis. Krisis tersebut oleh sebagian kalangan dikhawatirkan akan meruntuhkan
pranata keluarga ini. Akan tetapi bagi kalangan yang lain apa pun krisis yang
terjadi, pranata keluarga ini akan tetap survive.
Masyarakat
Masyarakat (sebagai
terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah
sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi
adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata “masyarakat”
sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah
masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu
sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok
orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai
sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan
yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi
sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata
pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu,
masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat
agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar
menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat
yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.
Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya:
berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku,
chiefdom, dan masyarakat negara.
Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan
persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang
berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial.
Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya
mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.
KONSEP MASYARAKAT
Masyarakat adalah sekumpulan individu yang mengadakan kesepakatan bersama untuk
secara bersama-sama mengelola kehidupan. Terdapat berbagai alasan mengapa
individu-individu tersebut mengadakan kesepakatan untuk membentuk kehidupan
bersama. Alasan-alasan tersebut meliputi alasan biologis, psikologis, dan
sosial. Pembentukan kehidupan bersama itu sendiri melalui beberapa tahapan
yaitu interaksi, adaptasi, pengorganisasian tingkah laku, dan terbentuknya
perasaan kelompok. Setelah melewati tahapan tersebut, maka terbentuklah apa
yang dinamakan masyarakat yang bentuknya antara lain adalah masyarakat pemburu
dan peramu, peternak, holtikultura, petani, dan industri. Di dalam tubuh
masyarakat itu sendiri terdapat unsur-unsur persekutuan sosial, pengendalian
sosial, media sosial, dan ukuran sosial. Pengendalian sosial di dalam
masyarakat dilakukan melalui beberapa cara yang pada dasarnya bertujuan untuk
mengontrol tingkah laku warga masyarakat agar tidak menyeleweng dari apa yang
telah disepakati bersama. Walupun demikian, tidak berarti bahwa apa yang telah
disepakati bersama tersebut tidak pernah berubah. Elemen-elemen di dalam tubuh
masyarakat selalu berubah di mana cakupannya bisa bersifat mikro maupun makro.
Apa yang menjadi kesepakatan bersama warga masyarakat adalah kebudayaan, yang
antara lain diartikan sebagai pola-pola kehidupan di dalam komunitas.
Kebudayaan di sini dimengerti sebagai fenomena yang dapat diamati yang wujud
kebudayaannya adalah sebagai suatu sistem sosial yang terdiri dari serangkaian
tindakan yang berpola yang bertujuan untuk memenuhi keperluan hidup.
Serangkaian tindakan berpola atau kebudayaan dimiliki individu melalui proses
belajar yang terdiri dari proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.
Aspek individu, keluarga, dan masyarakat adalah
aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan
yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun kebudayaan
apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan
eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat,
yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya. Di samping
itu, individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk
mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai manusia.
Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai individu dalam hidupnya adalah
lingkungan keluarga. Di dalam keluargalah individu mengembangkan kapasitas
pribadinya. Di samping itu, melalui keluarga pula individu bersentuhan dengan
berbagai gejala sosial dalam rangka mengembangkan kapasitasnya sebagai anggota
keluarga. Sementara itu, masyarakat merupakan lingkungan sosial individu yang
lebih luas. Di dalam masyarakat, individu mengejewantahkan apa-apa yang sudah
dipelajari dari keluarganya. Mengenai hubungan antara individu dan masyarakat
ini, terdapat berbagai pendapat tentang mana yang lebih dominan.
Pendapat-pendapat tersebut diwakili oleh Spencer, Pareto, Ward, Comte,
Durkheim, Summer, dan Weber. Individu belum bisa dikatakan sebagai individu
apabila dia belum dibudayakan. Artinya hanya individu yang mampu mengembangkan
potensinya sebagai individulah yang bisa disebut individu. Untuk mengembangkan
potensi kemanusiaannya ini atau untuk menjadi berbudaya dibutuhkan media
keluarga dan masyarakat
Referensi :
-
Komentar
Posting Komentar